SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

  
Dalam hal ini, mungkin kalian tidak akan merasa asing, karena pola pendidikan di Jepang bisa dibilang sama persis dengan pola pendidikan di Indonesia, yaitu pola 6-3-3-4.
Penjelasan dari pola ini yaitu:
  • 6 tahun di Shogakko (小学校) alias SD
  • 3 tahun di Chugakko ( 学校) alias SMP
  • 3 tahun di Kotogakko () alias SMA
  • 4 tahun di Daigaku (大学) alias universitas/perguruan tinggi
Di Jepang juga diterapkan dengan istilah wajib belajar 9 tahun. Karena sifatnya yang “wajib”, jadi jika ada warga negara yang melanggar, maka akan dikenakan sanksi.
Untuk mendukung program ini, semua biaya pendidikan akan DIGRATISKAN baik dari segi biaya pendidikan maupun fasilitasnya seperti buku-buku dan lainnya.
Tidak ada sistem kenaikan kelas dan ujian kenaikan kelas atau kelulusan di SD, SMP dan SMA. Sehingga dalam program Wajib Belajar setiap anak secara otomatis naik ke jenjang berikutnya.
Prestasi akademik dinilai melalui tes yang dilakukan secara bertahap pada setiap semester, tetapi bukan menjadi parameter kenaikan kelas atau kelulusan.
Setiap tahun ajaran memiliki tiga istilah kelas: kelas musim panas, kelas musim dingin dan kelas musim semi, yang masing-masing diikuti dengan periode liburan. Tahun ajaran dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya.
   Kurikulum SD meliputi Jepang, ilmu sosial, matematika, ilmu pengetahuan, musik, seni dan kerajinan, kerumahtanggaan, dan pendidikan jasmani.
Penekanan lebih difokuskan kepada musik, seni rupa dan pendidikan jasmani.
Kelas pendidikan moral juga termasuk dalam kurikulum yang diadakan sekali dalam seminggu dengan penekanan pada sisi non-akademis dan dijalankan melalui rutinitas sekolah dan interaksi sehari-hari seperti pembersihan kelas dan kegiatan makan siang di sekolah.
Kurikulum SMP meliputi Jepang, matematika, ilmu sosial, ilmu pengetahuan, bahasa Inggris, musik, seni, pendidikan jasmani, kunjungan lapangan, klub ekskul, dan waktu wali kelas. Para siswa kini menerima pengajaran dari guru masing-masing mata pelajaran. Disini mereka akan dipersiapkan untuk ujian masuk SMA.
Untuk masuk ke SMA terdapat tes tertulis yang harus diikuti.
Tes tersebut berbeda-beda sesuai dengan sekolah. Ada tiga macam jenis pendidikan menengah atas, yaitu sistem full-time, part-time, dan korespondensi. Sistem full time membutuhkan waktu 3 tahun, sedangkan dua sistem yang lainnya memerlukan waktu lebih dari 3 tahun.
Ada 3 macam jenis sekolah menengah atas yaitu SMA, SMK dan SMA Terpadu yang memadukan antara pendidikan umum dan kejuruan.
Sebagian besar SMA juga menawarkan program kejuruan. Jenis SMK adalah pertanian, teknik, bisnis dan perdagangan, home economics, kesejahteraan dan pelayanan masyarakat, perikanan, kesehatan, Bahasa Inggris, musik, seni, olahraga, dan intercultural studies.

Program kejuruan ini selalu diperbaharui mengikuti perkembangan dan permintaan industri.
Selain ini, SMA dapat digolongkan menjadi:
  • SMA Elite, disini para siswa akan difokuskan untuk dapat memasuki ke universitas-universitas papan atas nasional.
  • SMA Standar, sekolah-sekolah ini merupakan SMA utama.
  • SMA Korespondensi, menawarkan bentuk fleksibelitas pendidikan.
  • SMA Sore, kelas untuk siswa miskin (atau sambil bekerja) tapi ambisius untuk memperbaiki kekurangan pendidikan mereka.



Category Article

What's on Your Mind...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.